Mengenal iQIYI, Layanan Video Streaming Asal China yang Mirip Netflix


Pesatnya perkembangan bisnis streaming online membuat banyak pihak tertarik untuk berkecimpung di dalamnya.

Jika selama ini publik telah mengenal Netflix sebagai platform streaming yang populer, China punya iQIYI sebagai salah satu andalannya.

Mengenal apa itu iQIYI?

iQIYI merupakan perusahaan penyedia layanan streaming video asal China, yang didirikan pada tahun 2010 lalu oleh raksasa teknologi Baidu Inc. Dalam situs resminya, iQIYI mengklaim penggunanya rata-rata menghabiskan waktu 9,6 miliar jam per bulan dari semua perangkat.

Indonesia dan wilayah Asia Tenggara pada umumnya juga tak lepas dari ekspansi bisnis iQIYI. Layanan streaming tersebut mengandalkan tayangan lokal seperti drama China dan acara variety show lokal untuk menarik penggemarnya.

Namun seiring jangkauan pengguna yang semakin luas di luar China, secara bertahap iQIYI menambah konten-konten hiburannya seperti tayangan film maupun drama Korea dan anime dari Jepang.


Rekam jejak iQIYI sebagai penyedia layanan streaming video dibangun dengan memproduksi konten-konten original. Salah satunya adalah serial drama The Lost Tomb yang dirilis pada tahun 2015 dan menjadi serial berseri yang digarap dengan anggaran yang besar.

Beberapa judul serial drama orisinal mulai diperkenalkan seperti The Mystic Nine, Burning Ice, Story of Yanxi Palace, dan The Thunder. Beberapa variety show seperti The Rap of China, Idol Producer, The Big Band, dan Qipa Talk, juga menjadi konten andalan iQIYI.

Dari sisi teknologi, iQiyi berinvestasi besar-besaran pada kecerdasan buatan (AI) sebagai upaya meningkatkan sistem rekomendasinya, sekaligus pengalaman antarmuka pengguna melalui teknologi seperti pola dan pemrosesan bahasa alami serta pengenalan gambar.


iQIYI memang berbeda dengan Netflix soal konten yang disajikan. Meski demikian, kedua perusahaan tersebut akhirnya mencapai kesepakatan lisensi pada 2017 silam. Di China sendiri, iQIYI kerap dianggap sebagai Netflik dalam negeri dengan citarasa lokal.

Berkat kesepakatan lisensi tersebut, iQIYI  menjadi satu-satunya penyedia layanan di China yang dapat menawarkan tayangan original milik Netflix seperti Stranger Things dan The Crown kepada para pelanggannya.

Sekedar informasi, Netflix tidak tersedia di China karena berbagai alasan. Salah satunya adalah kebijakan pemerintah setempat yang tidak memperbolehkan sebuah layanan streaming memiliki 30% konten asing (non-China). 

Bagaimana iQIYI menghasilkan keuntungan?

iQIYI menghasilkan keuntungan melalui layanan keanggotaan, layanan periklanan online lewat video, dan serangkaian metode monetisasi lainnya. Perusahaan tersebut juga menjadi pelopor bisnis berlangganan konten berbayar skala besar di China.

Pihaknya menarik pengiklan melalui jangkauan pengguna yang luas dan efisien, serta ditunjang dengan produk periklanan yang inovatif. Ceruk pasar yang luas dengan pertumbuhan pengguna yang signifikan membuat iklan-iklan iQIYI bekerja sangat efektif.

Model monetisasi canggih yang diterapkan iQIYI mampu menciptakan lingkungan yang tepat untuk produksi dan distribusi konten berkualitas tinggi. Hal tersebut pada gilirannya memperluas basis dan meningkatkan keterlibatan pengguna sebagai sasaran iklan. 


Hal lainnya yang juga tak kalah penting adalah adanya sinergi dengan Baidu sebagai perusahaan induk. Raksasa teknologi di bidang mesin pencari itu memberi dukungan dari sisi  teknologi (utamanya kecerdasan buatan atau AI) dan infrastruktur.

Kerjasama yang erat lewat teknologi AI, lalu lintas pengguna, dan berbagi infrastruktur membuat keduanya mampu memperkuat posisi pasar masing-masing. Tak heran jika Netflix kemudian memilih iQIYI sebagai mitra bisnisnya agar bisa memasuki pasar China.

Selain menguntungkan perusahaan, iQIYI juga memberi kemudahan bagi mitranya untuk mendistribusikan konten secara efektif dan mendapatkan penghasilan lewat monetisasi. Kerjasama ini diatur sedemikian rupa dengan sistem bagi hasil.

iQIYI dan perkembangan bisnisnya

iQIYI diketahui memiliki rencana melakukan initial public offering (IPO), guna mencari dana hingga US$ 1,5 miliar. Dilansir dari Reuters, perusahaan yang didirikan oleh Yu Gong itu memberi harga penawaran umum perdana sebesar 18 dolar AS per saham pada 2017 lalu.

Baidu Inc tercatat sebagai pemilik saham mayoritas iQIYI seperti yang tertera dalam dokumen pengajuannya pada komisi pajak AS (Securirities and Exchange Commission). Pihak Goldman Sachs (Asia) LLC, Credit Suisse dan BofA Merrill Lynch ditunjuk sebagai lead underwriter IPO.

Perusahaan juga diketahui sempat mengalami kerugian yang signifikan. Pada tahun 2017, iQIYI melaporkan kerugian sebesar 3,74 miliar yuan ($ 594,16 juta). Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya, yakni 3,07 miliar yuan. 


Masa depan iQIYI bisa dibilang terletak pada konten lokal miliknya. Sebelumnya, perusahaan sempat membeli hak distribusi Transformers: Dark of the Moon pada 2011 silam dengan harapan agar pengguna mau membayar biaya berlangganan. Upaya tersebut ternyata gagal.

Titi terang baru terlihat ketika sebuah film lokal bernama Beijing Love Story mencatatkan suskes yang luar biasa pada 2014. Hal tersebut membantu iQIYI mendapatkan lima juta pelanggan berbayarnya untuk pertama kali.

Kesuksesan Beijing Love Story segera diikuti oleh tayangan hits lainnya seperti Detective Chinatown, Wolf Warrior, Operation Red Sea, dan The Wandering Earth. Hal inilah yang kemudian disadari bahwa masa depan iQIYI terletak pada konten lokalnya yang orisinal.
Lebih baru Lebih lama