SpaceX lewat Starlink untuk saat ini bisa dibilang sebagai pihak yang terdepan dalam upaya menyediakan konektivitas internet super cepat, dengan menggunakan ribuan satelit di orbit Bumi yang rendah (Low Earth Orbit).
Meski menjadi pionir, posisi Starlink tersebut bukannya sepi dari kompetitor. Setidaknya ada beberapa perusahaan yang menjadi saingannya dengan tujuan serupa, yakni memperluas konektivitas internet lewat satelit dengan caranya masing-masing.
Amazon Project Kuiper
Amazon diketahui mulai mencanangkan proyek tersebut untuk menyediakan akses internet lewat Amazon Project Kuiper. Pihaknya menggunakan sebuah teknologi bernama ‘Ka-band phased-array antenna’ yang diklaim berukuran lebih kecil sehingga biayanya sangat rendah.
'Ka-band phased-array antenna’ memiliki kemampuan menggabungkan penerimaan dan pengiriman sinyal bersama-sama, sehingga hal tersebut dinilai lebih hemat dan mampu mengurangi biaya kinerja dari keseluruhan sistem.
Menurut Amazon, teknologi ini diaktifkan dengan cara menganalisis perilaku pelanggan dalam mentransfer data dari internet. Karena jumlah yang dikirim jauh lebih kecil daripada yang diterima oleh pengguna, pihaknya kemudian menggabungkan dua antena menjadi satu.
Perbedaan lainnya adalah soal posisi satelit mereka dengan Bumi. Amazon berencana akan mengirimkan sebanyak 3.236 satelit yang mengorbit pada jarak 391 mil dari Bumi, untuk menyediakan konektivitas internet.
OneWeb
Pesaing Starlink lainnya juga datang dari OneWeb, sebuah perusahaan telekomunikasi di Inggris adalah perusahaan yang juga berencana mengirim 48.000 satelit ke orbit rendah Bumi sekitar 750 mil di atas permukaan tanah.
OneWeb sendiri sempat diselamatkan dari kebangkrutan oleh pemerintah Inggris setelah sebelumnya mengalami masalah keuangan. Perusahaan ini memiliki tujuan ingin menyebarkan internet ke rumah tangga dan bisnis di seluruh dunia dari konstelasi satelitnya.
OneWeb berencana memiliki 648 satelit pada orbit sejauh 1.200 km untuk menyediakan layanan konektivitas internet secara global, dengan berat sekitar 330 lb dan termasuk antena Ku-band dengan kemampuan internet 50 Mbps.
Layanan untuk kawasan regional diharapkan bisa terealisasi pada akhir tahun yang mencakup bagian utara dunia - di atas garis lintang 50 derajat, dengan wilayah yang ditargetkan termasuk Inggris, Eropa, Greenland, Kanada, dan Alaska - setelah tiga peluncuran lagi.
Kepler Communications
Kepler Communications adalah perusahaan rintisan (startup) swasta asal Toronto, Ontario, Kanada, dengan misi ingin menghadirkan konektivitas jaringan yang terjangkau di seluruh dunia melalui jaringan satelit kecil pada orbit bumi rendah (LEO).
Perusahaan dikabarkan telah menguji prototipe dan berencana meluncurkan 140 satelit kecil seukuran kotak sepatu, berdasarkan standar CubeSat untuk memberikan konektivitas ke satelit lain maupun stasiun berbasis darat.
Cara tersebut memungkinkan untuk aktivitas pertukaran data hampir secara real-time dari perangkat IoT, backhaul data skala besar (store-and-forward), hingga perintah dan kontrol untuk aset berbasis ruang lainnya.
Kepler juga telah berhasil meluncurkan dua satelit demo teknologi 3U CubeSat, yakni KIPP (alias Kepler-1 COSPAR 2018-008D pada 19 Januari 2018 menggunakan roket Long March 11, dan CASE (alias Kepler-2 COSPAR 2018-096L pada 29 November 2018 dengan roket PSLV-CA.
Telesat
Perusahaan lainnya yang juga berasal sari Kanada adalah Telesat, dengan fokus utama di bidang telekomunikasi dan orbit Bumi rendah atau LEO. Pada tahun 2020, pihaknya mengumumkan rencana pengiriman 1.600 satelit.
Hanya saja, Telesat belum mengumumkan spesifikasi satelitnya dan menyebutkan bahwa tujuan perusahaan sangat berbeda dengan Starlink karena lebih berkonsentrasi pada kesepakatan dari bisnis ke bisnis dan aplikasi militer.
Telesat juga mengumumkan ada hari Selasa, bahwa produsen perangkat keras luar angkasa Perancis-Italia Thales Alenia Space akan membangun jaringan satelit broadband generasi berikutnya yang disebut Lightspeed.
Nantinya, Lightspeed akan fokus pada penyediaan internet seperti fiber optic berkecepatan tinggi untuk pelanggannya di seluruh dunia, dengan menggunakan 298 jaringan konstelasi satelit generasi terbaru yang mengorbit bumi pada ketinggian sekitar 1000 kilometer.
Konsorsium Uni Eropa Dipimpin Oleh Airbus
Uni Eropa diketahui berencana mengirim konstelasi satelit ke luar angkasa yang dipimpin oleh Airbus dan beberapa perusahaan satelit dari Prancis, Italia, dan Jerman, yang dibentuk lewat konsorsium Uni Eropa.
Meskipun spesifikasi satelitnya belum terungkap, konsorsium tersebut akan berfokus pada riset orbit bumi rendah (LEO) dengan biaya mencapai 7,3 miliar dolar AS. surat kabar Prancis Les Echos melaporkan Komisaris Industri UE Thierry Breton akan memimpin proyek tersebut.
Airbus akan memimpin konsorsium untuk membangun konstelasi, serta perusahaan Prancis-Italia Thales Alenia Space, OHB SE Jerman, operator satelit Eutelsat Communications SA dan SES SA, dan perusahaan luar angkasa Telespazio dan Arianespace.
Nantinya, Konstelasi yang dibangun akan memancarkan akses internet ke warga Eropa, terutama pada masyarakat di daerah terpencil. Teknologi satelitnya juga memungkinkan pemerintah Uni Eropa berkomunikasi dengan aman.
Hongyun, Hongyan, dan Galaxy Space
China diketahui berupaya menyaingi negara-negara Eropa dan Amerika Serikat dengan mengirimkan satelit penyedia jaringan internet ke luar angkasa. Negeri Tirai Bambu itu setidaknya memiliki tiga proyek konstelasi yang sedang aktif.
Perusahaan milik negara, China Aerospace Science and Industry Corporation (CASIC) dan China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC), masing-masing meluncurkan satelit eksperimental Hongyun (awan pelangi) dan Hongyan (angsa liar) pertamanya.
Hongyun berencana untuk mulai beroperasi dengan 156 satelit pada pertengahan Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-25), dengan cakupan layanan di daerah terpencil China, seperti yang dikutip dari Circle ID (06/04/2021).
Sedangkan Hongyan merencanakan konstelasi sekitar 320 satelit di orbit bumi rendah (LEO), dengan harapan bisa menyediakan layanan konstelasi penuh pada tahun 2025. Proyek luar angkasa ketiga adalah CalaxySpace dengan dan jumlah satelit yang tidak diungkapkan.