Apa jadinya jika akses internet saat ini harus menggunakan kabel agar bisa tersambung? Tentu saja merepotkan dan harus mengeluarkan biaya. Beruntung, hal tersebut tidak terjadi berkat teknologi ciptaan Norman Abramson, penemu teknologi nirkabel yang kini digunakan secara luas di era internet modern.
Berkat teknologi nirkabel temuannya, miliran manusia di dunia ini bisa tersambung dan mengakses internet secara wireless alias tanpa repot memikirkan sambungan kabel. Penemuannya yang fenomenal itu di kemudian hari sangat berjasa besar dan mempengaruhui pola kehidupan manusia di era modern.
Teknologi jaringan tanpa kabel (wireless) yang ditemukan oleh Abramson berawal dari proyek sederhana di Universitas Hawaii di akhir tahun 1960-an hingga awal 1970-an, yang dirancang untuk mengirimkan data ke sekolah-sekolah di gugusan pulau-pulau di wilayah Hawaii yang jauh melalui saluran radio.
Cara kerjanya pun cukup sederhana, yakni menggunakan pendekatan yang tidak memerlukan penjadwalan rumit tentang kapan setiap paket data akan dikirimkan. Jika paket data tidak diterima, paket itu akan dikirim kembali. Teknologi yang dikembangkan itu sebenarnya dinilai menyimpang dari praktik dan kaidah telekomunikasi di era tersebut.
Meski demikian, jaringan komunikasi nirkabel tersebut berhasil dirancang dan mulai beroperasi pada tahun 1971 dengan sebutan ALOHAnet. Nama Aloha sendiri merupakan ucapan salam khas masyarakat Hawaii untuk menyapa atau berpisah dengan seseorang. Kelak, temuan dasar ini menjadi pondasi bagi jaringan WiFi di era internet modern.
Penggunaan teknologi ALOHAnet kemudian dipakai secara luas karena Profesor Abramson dan timnya telah membagikannya dengan bebas serta, tidak dipatenkan, dan diterbitkan dalam makalah ilmiah agar bisa dipelajari dan dikembangkan. Ia sendiri justru sibuk berselancar menantang ombak Hawaii, alih-alih memikirkan temuannya tersebut.
“Kami tidak melakukan pematenan, dan ALOHA diterbitkan dalam makalah ilmiah,” menempatkan pekerjaan mereka di domain publik. Dan itu tidak masalah bagi saya. Saya terlalu sibuk berselancar untuk mengkhawatirkan hal semacam itu. ” ucap Abramson yang dikutip dari New York Times (11/12/20).
Ia dan saudara perempuannya, Harriet, dibesarkan di lingkungan Dorchester, yang merupakan kawasan pemukiman rumah bagi sebagian besar imigran Yahudi seperti orang tuanya. Sang ayah yang berasal dari Lithuania berprofesi sebagai fotografer profesional. Sementara sang ibu berasal dari Ukraina yang merupakan ibu rumah tangga biasa.
Pria bernama lengkap Norman Manuel Abramson ini lahir di Boston, Amerika Serikat pada tanggal 1 April 1932 dari pasangan Edward dan Esther Abramson. Ia dikenal sebagai ilmuwan yang ahli di bidang teori komunikasi yang menjadi subjek dari tesisnya di Universitas Stanford untuk meraih gelar Ph.D.
Norman beruntung mendapatkan pendidikan yang cukup. Ia pernah mengenyam pendidikan di sekolah umum Boston (SD), sekolah elite Boston Latin School (SMP) dan the English High School (SMA). Ia dikenal sangat pandai dan unggul dalam matematika dan sains. Ketika melanjutkan kuliah jurusan fisika di Universitas Harvard, Norman mengambil kursus yang diajar oleh ahli matematika Howard Aiken.
Bisa dibilang, kursus di Harvard tersebut merupakan rintisan awal dari ilmu komputer sebelum disiplin ilmu tersebut benar-benar ada. Norman beruntung ia telah mempelajari ilmu tersebut terlebih dahulu. Selain lulus dari Harvard, Norman berhasil meraih gelar master di bidang fisika di University of California, Los Angeles, dan gelar doktor di bidang teknik elektro dari Stanford, pada tahun 1958.
Teknologi ALOHAnet yang dikembangkan Profesor Abramson dan timnya di Hawaii juga memengaruhi Robert Metcalfe, ilmuwan komputer muda yang bekerja di Xerox PARC pada tahun 1973. Xerox PARC sendiri dikenal sebagai laboratorium penelitian Silicon Valley yang telah menjadi sumber inovasi komputer pribadi.
Makalah tahun 1970 yang dibacanya merupakan karya Profesor Abramson yang menjelaskan metode ALOHAnet untuk mengirim dan mengirim ulang data melalui jaringan. Saat itu, Metcalfe tengah mengerjakan cara mengaktifkan komputer pribadi untuk berbagi data melalui jaringan kabel.
Metcalfe dan rekan-rekannya di Xerox PARC kemudian mengadopsi dan mengubah teknologi ALOHAnet dalam menciptakan jaringan kantor Ethernet. Temuan yang akhirnya menjadi dasar berdirinya perusahaan Ethernet, 3Com, yang semakin berkembang seiring pertumbuhan industri komputer pribadi.
ALOHAnet kemudian berkembang dan diterapkan secara luas di masa-masa mendatang. Beberapa teknologinya kemudian digunakan di ponsel cerdas, satelit, dan jaringan WiFi perkantoran, area umum, dan rumah pribadi pada saat ini. Karya Profesor Abramson itu mengubah cara manusia agar tersambung ke sebuah jaringan tanpa menggunakan kabel.
“Itu adalah ide yang sangat berani, teknik yang benar-benar luar biasa,” kata Vinton Cerf, seorang ilmuwan komputer di Google dan rekan penulis, dengan Robert Kahn, tentang standar teknis untuk menghubungkan jaringan komputer di internet. yang dikutip dari New York Times (11/12/20).
Teknologi ALOHAnet kini menjadi dasar bagi WiFi di era modern. Berkat hal tersebut, akses internet kini bisa dinikmati dengan mudah tanpa harus repot menggunakan kabel (wireless). Sang pelopor, Profesor Norman Abramson, meninggal dunia pada 1 Desember 2020 di usia 88 tahun.