Beredar kabar bahwa pemerintah China lewat Partai Komunis (CCP) hendak melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan milik Jack Ma. Hingga saat ini, keberadaan miliarder yang merupakan pendiri Alibaba Group itu masih menjadi misteri.
Pengaruh Jack Ma di dunia bisnis secara global memang sangat besar. Alibaba Group Holdings Ltd. yang didirikannya sering disebut-sebut sebagai "Amazon of China", mengacu pada perusahaan e-commerce raksasa Amerika, Amazon.com Inc.
Dilansir dari Investopedia (03/06/20), jumlah perusahaan milik Jack Ma juga semakin bertambah. Mulai dari perusahaan ritel online, layanan logistik, platform panduan restoran, bidang keuangan, hingga penyedia peta digital seluler.
Baca juga: Walmart Pecat 500 Pegawai Robotnya dan Pilih Pekerjakan Karyawan Manusia
Perusahaan e-commerce Lazada Group
Lazada Group merupakan sebuah platform e-commerce global yang berkantor pusat di Singapura. Didirikan pada tahun 2012, Alibaba kemudian membeli 54% saham di Lazada senilai $ 1,0 miliar 18 Pada April 2016.
Sebagai salah satu raksasa e-commerce, Lazada menawarkan kesempatan bisnis kepada pedagang dan merek mereka untuk pasar satu atap dengan akses pasar di di enam negara Asia Tenggara dengan perkiraan jumlah penggunanya mencapai 200 juta.
Didukung oleh jumlah dana yang besar dan harga saham yang melonjak, pendanaan Alibaba untuk Lazada memperlihatkan ambisi perusahaan secara global untuk mengamankan bagian yang lebih besar dari pasar e-commerce yang tumbuh pesat.
Dalam sebuah statement-nya, investasi tersebut menggarisbawahi kepercayaan Alibaba terhadap kesuksesan bisnis Lazada di masa depan, sekaligus prospek pertumbuhan pasar Asia Tenggara yang merupakan bagian penting dari strategi pertumbuhan global.
Youku Tudou Inc yang akhirnya menjadi perusahaan milik Jack Ma
Youku Todou Inc., merupakan sebuah perusahaan media dan hiburan ternama di China yang didirikan pada tahun 2003. Layanan yang diberikan kepada pengguna adalah memudahkan mereka untuk mencari melihat dan berbagi konten video berkualitas tinggi.
Pada tahun 2014, Alibaba membeli 1,1 miliar dolar AS saham biasa Kelas A yang mewakili 16,5% kepemilikan ekuitas atas Youku. Baru pada bulan April 2016, Alibaba menyelesaikan akuisisi dengan membeli semua sisa saham dengan nilai mencapai 4,4 miliar dolar AS.
Model bisnis pencarian konten milik Youku yang cepat dan mudah di berbagai perangkat, membantu Alibaba untuk menghasilkan sumber pendapatan tambahan melalui penempatan iklan dan langganan keanggotaan berbayar.
Dari kacamata bisnis, akuisisi yang dilakukan Alibaba terhadap Youkou tampaknya merupakan upaya untuk menggeser keberadaan Netflix Inc. yang memasuki pasar streaming TV dan konten film berbayar di China.
Baca juga: Mengenal iQIYI, Perusahaan Streaming Digital Asal China yang Mirip dengan Netflix
Perusahaan film Alibaba Pictures Group
Saham Alibaba Pictures Group atau sebelumnya dikenal sebagai ChinaVision Media, pertama kali diakuisisi oleh Alibaba pada Juni 2014. Peningkatan kepemilikan hingga sebesar 51 persen, baru terjadi pada Maret 2019 setelah perusahaan membeli saham baru.
Perusahaan ini adalah platform terintegrasi berbasis Internet yang terlibat dalam berbagai aktivitas terkait hiburan. Termasuk produksi konten, promosi, distribusi, lisensi IP, manajemen terintegrasi, tiket bioskop, dan layanan data.
Produk hiburan digital memang menjadi lahan bisnis potensial yang tengah diincar oleh Alibaba. Akuisisi ini menunjukkan tingginya ekspansi perusahaan untuk terjun lebih jauh dalam bisnis distribusi dan produksi hiburan berkualitas tinggi.
Hasilnya ternyata sangat luar biasa. Alibaba Pictures pernah menjadi investor untuk berbagai film produksi Hollywood seperti Mission: Impossible - Rogue Nation dan Fallout, Teenage Mutant Ninja Turtles: Out of the Shadows, hingga Star Trek Beyond.
Baca juga: Zip2, Perusahaan Pertama Elon Musk Sebelum Sukses dan Kaya Raya
Perusahaan media South China Morning Post (SCMP)
Selain berinvestasi di bidang hiburan, Alibaba juga melebarkan sayap bisnisnya di ranah media dengan mengakuisisi bisnis milik SCMP Group Ltd. yang merupakan pemilik surat kabar The South China Morning Post pada bulan April 2016.
The South China Morning Post sendiri merupakan surat kabar berbahasa Inggris yang didirikan pada tahun 1903 dan berkantor pusat di Hong Kong. Akuisisi tersebut membuat SCMP Group Ltd. memiliki valuasi senilai CNY 100 miliar atau setara 15,5 miliar dolar AS.
Transaksi pembelian yang dilakukan Alibaba mencakup seluruh aset media yang terafiliasi. Mulai dari surat kabar, majalah grup, rekrutmen, media luar ruang, acara dan konferensi, pendidikan, hingga bisnis media digital.
Keuntungan terbesar SCMP Group Ltd. berasal dari surat kabar dan penerbitan majalah yang berkontribusi sebesar 90 persen dari total keseluruhan pendapatan. Lini bisnis media inilah yang diakuisisi oleh Alibaba.
Bisnis swalayan InTime Department Store
InTime Department Store merupakan salah satu jaringan department store terkemuka di China yang didirikan pada tahun 2005. Alibaba pertama kali menanamkan investasinya sebesar 692 juta dolar AS di Intime pada tahun 2014.
Alibaba kemudian terus meningkatkan kepemilikan atas InTime selama beberapa tahun hingga mencapai 99 persen pada bulan Oktober 2018. Perusahaan milik Jack Ma ini terus melakukan inovasi pada bisnis yang ada. Terutama saat menghadapi pandemi Covid-19.
Sebagai salah satu operator department store terbesar di China, InTime memutuskan untuk mencoba berjualan online lewat streaming secara langsung selama peraturan lockdown akibat virus corona yang merebak di China.
Langkah tersebut sukses membantu perusahaan meningkatkan pendapatan digitalnya secara signifikan, sekaligus menunjukkan bagaimana InTime dapat memanfaatkan kekuatan e-commerce dan skala logistik milik Alibaba, seperti yang dikutip dari CNBC (28/05/20).
Selain bisnis di atas, perusahaan milik Jack Ma lainnya adalah marketplace Taobao dan Tmall, pengecer dan grosir online 1688.com, pasar internasional Alibaba.com dan AliExpress, layanan logistik Cainiao Network, Alibaba Cloud dan masih banyak lagi.