Superkomputer Dojo yang dikembangkan oleh Tesla sudah sejak lama digadang-gadang bakal menjadi teknologi andalan perusahaan tersebut. Sebagai produsen mobil listrik berskala global, superkomputer seperti Dojo tentu sangat diperlukan perusahaan.
Pihak Tesla bahkan mengklaim telah mengembangkan Dojo sebagai mesin pelatihan AI atau kecerdasan buatan tercepat di dunia. Tujuan utamanya adalah mengembangkan superkomputer baru yang dioptimalkan untuk melatih kemampuan teknologi dari sisi jaringan saraf atau neural net secara digital.
Tesla diketahui menangani sejumlah besar data berupa video dari armadanya yang berjumlah lebih dari 1 juta kendaraan. Di mana hal tersebut digunakan untuk melatih teknologi jaringan neural berbasis digital dari komputer kendaraan.
Mengenal Apa Itu Superkomputer Dojo Secara Lebih Dekat
Pengenalan Superkomputer Dojo / via Tesla (LIVE) |
Dojo adalah superkomputer yang dibuat oleh Tesla secara khusus untuk melatih teknologi jaringan neural (saraf optik) digital dalam kecerdasan buatan (AI), serta algoritme berbasis machine learning. Pengembangan proyek itu disebut-sebut sangatlah penting.
Dengan kata lain, Dojo adalah superkomputer yang secara khusus dibangun oleh Tesla agar proses pelatihan teknologi kecerdasan buatan berbasis machine learning bisa berjalan lebih cepat dan efisien.
Menurut Elon Musk Pribadi, superkomputer Dojo akan menjadi superkomputer pelatihan AI tercepat yang pernah dibuat. Benarkah demikian? Lantas seperti apa perkembangan dari proyek tersebut?
Memahami Proses Pengembangan Superkomputer Dojo
Selama dua tahun terakhir, Elon Musk selaku CEO Tesla menyebut-nyebut tentang pengembangan superkomputer yang disebut "Dojo." Teknologinya secara eksklusif digunakan untuk membantu Tesla dalam merancang mobil listrik yang canggih.
Pada tahun 2021 lalu , Elon bahkan menyebut bahwa Dojo akan memiliki kapasitas lebih dari satu exaflop, yaitu satu triliun (1018) operasi floating-point per detik, atau 1.000 petaFLOPS.
Jika hal tersebut benar adanya, hal Ini berpotensi menjadikannya sebagai superkomputer baru paling kuat di dunia. Tesla secara tidak langsung juga berpeluang untuk meningkatkan kemampuan mobil listrik buatannya.
Chip D1 buatan insinyur Tesla / via Tesla (LIVE) |
Ganesh Venkataramanan, direktur senior perangkat keras Autopilot Tesla sekaligus kepala dari proyek Dojo, memimpin presentasi pada saat superkomputer itu diluncurkan.
Secara teknis, para insinyur Tesla memulai proyek dengan meluncurkan chip D1 Dojo menggunakan teknologi 7 nanometer. Di mana hal tersebut memberikan terobosan dari sisi bandwidth sekaligus kinerja komputasi.
Para insinyur tersebut juga mengomentari chip D1 yang baru.
"Benda ini sepenuhnya dirancang oleh tim Tesla secara internal. Mulai dari arsitektur hingga paketnya. Chip ini seperti komputasi tingkat GPU dengan fleksibilitas tingkat CPU dan dua kali bandwight IO tingkat chip jaringan", ucap mereka.
Pencapaian itu membuat Tesla tidak tidak ragu mengeluarkan klaim bahwa pihaknya telah mencapai terobosan signifikan dalam pengembangan teknologi bandwidth pada sebuah chip.
Pengenalan Chip D1 kepada publik / via Tesla (LIVE) |
Kenapa Superkomputer Dojo Diciptakan?
Untuk memahami mengapa Dojo diciptakan, pertama-tama Anda harus memahami cara kerja dari kecerdasan buatan (AI). Pada dasarnya, AI adalah sekumpulan model statistik dan algoritme yang diimplementasikan sekaligus dilatih menggunakan data sehingga mampu berpikir serta membuat keputusan untuk dirinya sendiri.
Agar kinerjanya semakin efisien, AI perlu dilatih pada banyak data dalam bentuk video, gambar, teks, angka secara umum. Faktanya, proses ini merupakan hubungan linier yang sempurna, yaitu AI semakin efisien dan semakin baik jika dilatih dengan menggunana banyak data.
Proses pelatihan chip D1 pada Superkomputer Dojo via Tesla (LIVE) |
Sedangkan untuk mengakomodasi kebutuhan pelatihan AI tersebut, diperlukan perangkat pemrosesan data berkekuatan tinggi. Hal ini diperlukan jika datanya berukuran besar, tentu semakin banyak kekuatan pemrosesan yang akan dibutuhkan oleh perangkat.
Oleh sebab itu, insinyur Tesla yang mengembangkan AI memanfaatkan GPU yang sekilas mirip seperti CPU biasa namun jauh lebih cepat. Tetapi, penggunaan GPU tersebut belum cukup karena masih membutuhkan teknologi pendukung lainnya seperti superkomputer.
Perusahaan kemudian memutuskan bahwa membangun sebuah superkomputer dianggap lebih efisien. Baik dari segi teknologi maupun biaya sehingga proyek Dojo akhirnya dikerjakan sekaligus dikembangkan secara beertahap oleh tim insinyur internal.
Cara Kerja Kecerdasan Buatan (AI) pada Fitur Self-driving Milik Tesla
Sebelum memahami bagaimana cara superkomputer Dojo bekerja, perhatikan terlebih dahulu mekanisme dari fitur self-driving pada Tesla yang menggunakan AI setelah diproses oleh GPU pada superkomputer Dojo.
Sebagai bayangan, asumsikan Anda saat ini sedang mengendarai Tesla di jalan raya. Pada beberapa jam ke depan, badan mulai terasa lelah sehingga Anda memutuskan untuk menggunakan fitur self-driving sebagai pengganti di ruang kemudi.
Fitur self-driving pada Tesla / via BBC |
Dari sini, kemudi Tesla diambil alih oleh kecerdasan buatan atau artificial inteligence (AI) yang sebelumnya diproses oleh Dojo. Tugasnya tidak hanya mengemudi, tapi juga merekam sekaligus mempelajari kondisi sekelilingnya menggunakan kamera internal kemudian mengirim video tersebut kembali ke server Tesla.
Dari sana, data berupa rekaman video itu dapat digunakan untuk melatih AI lebih intensif. Semakin banyak pengendara Tesla yang menggunakan fitur self-driving, tentu proses pembelajarannya akan semakin baik sehingga mampu meningkatkan kemampuannya.
Cara Kerja Superkomputer Dojo dalam Memproses Data
Secara teori ketika data video yang didapat dari mobil dikirim kembali ke server Tesla, superkomputer Dojo kemudian mendapatkan data tersebut dan menggunakannya sebagai bahan untuk melatih jaringan neural yang menggerakkan AI.
Kecerdasan buatan tersebut pada akhirnya bisa mengemudikan setiap kendaraan buatan Tesla secara mandiri. Di mana hal tersebut tidak lepas dari penggunaan data berupa video dan sejenisnya sebagai bahan utama untuk melatih AI dalam berproses.
Proses pelatihan pada Superkomputer Dojo / via Tesla (LIVE) |
Hebatnya lagi, data-data tersebut sedang ditransmisikan secara real-time ketika fitur self-driving diaktifkan oleh pengendara. Dari sana, data kemudian diproses kembali oleh superkomputer Dojo yang mampu bekerja secara penuh.
Secara tidak langsung, keberadaan superkomputer Dojo telah melahirkan perspektif baru soal bagaimana cara untuk meningkatkan pelatihan terhadap AI secara efisien. Terutama jika tujuannya disiapkan untuk diterapkan di industri otomotif.
Bahkan dengan adanya terobosan itu, Tesla bisa dibilang telah membantu mempromosikan penggunaan teknolog berbasis AI untuk memudahkan kehidupan manusia modern di masa depan lewat mobil listrik berteknologi tinggi.